
Habitat kupu-kupu, tanaman bunga dan cabai hidup bersama
Awalnya kita mengembangkan pertanian intensif dengan menanam pepaya secara monoculture, pada tahun 2010. Secara ekonomi kita medapatkan keuntungan yang baik. Kita memberikan pestisida secara intesif dibarengi dengan pemberian pupuk kimia. Namun demikian ada yang hilang dalam ekositem kebun kecil tersebut, yaitu hilangnya biodiversitas rumput-rumputan maupun serangga.
Sejak itu serangga mulai hilang, tidak ada kupu-kupu yang berterbangan di pagi hari. Belalang sembah mulai tidak mudah ditemukan. Seiring berjalannya waktu mulai dirubah menjadi pertanian terpadu. Dengan mengembangkan budidaya kambing, ayam, kelinci dipadukan dengan mengembangkan tanaman sayuran dan bunga-bunga liar dibiarkan tumbuh. Dalam waktu kurang dari 2 tahun, kita mulai menjumpai kupu-kupu datang dan bertelur di berbagai tanaman yang ada.
Dampak yang luar biasa adalah hampir 50 % kebutuhan dapur dapat terpenuhi dari kebun mini. Sedangkan dari sisi ekologi lingkungan menjadi semakin sehat karena sudah tidak mengaplikasikan pestisida dan pupuk kimia. Justru yang datang adalah anak-anak muda yang hoby foto serangga, selanjutnya anak-anak TK banyak yang berkunjung untuk belajar.
Anak-anak bisa belajar biologi langsung dari alam sambil bermain, bisa melihat proses dari telur, kepompong dan menjadi kupu-kupu. Mereka bisa belajar memotret binatang kecil. Dan yang lebih penting generasi kecil sedang belajar menghargai alam………